Selasa, 07 Oktober 2014

Ruang Kosong

Masih didalam ruang kosong lembab dan membuat pengap sebuah penantian yang tak berujung tetap menjadi kekuatan kesialan yang dinamakan penyesalan. Tak ada yang berarti disini hanya terus menerus menghirup puing-puing dosa yang menggerogoti keyakinan. Bukan karena ia tak memiliki iman, hanya saja harga dirinya terlalu mahal bahkan untuk membayar senyum di bibirnya pun ia enggan. Ia hanya berharap ada keajaiban datang tiba-tiba bak malaikat pelindung yang turun dari kayangan. Ia tak ingin satu orangpun masuk dalam ruangan itu, ia selalu mengunci rapat-rapat, ia tak pernah keluar atau mungkin dia lupa jalan keluar dan tersesat. Yang ia inginkan hanya suatu omong kosong yang disebut masalalu. Manusia macam apa yang berharap pada tuhannya agar ia kembali pada masalalu. Dunia ini seperti permainan bodoh yang ia anggap mudah sedangkan ia sendiri hanya meratapi diri pada keangkuhan yang ia buat.  Ia menangis, merintih, menjerit dan terkadang menahan kenikmatan bernama luka. 

Selasa, 08 Juli 2014

Dua Bom Waktu

Masa Lalu

Seharusnya saya tidak disini sekarang, tidak dimana hati dan pikiran saya tertuju, tidak didalam bayang-banyang yang selalu ingin saya buang jauh-jauh, tidak untuk kembali pada masa lalu. Namun pada kenyataanya serangan itu menyerang. Seharusnya pula saya tidak menulis surat ini, untuk apa bukan kah sebelumnya mengingatnya pun saya tak mau, namun sekarang tanpa saya ingatpun semua kembali pada titik awal. Kamu yang saat ini tengah menenguk manisnya  kasih sayang  dari sosok yang baru mungkin hanya berpangku tangan  setelah semua pernyataan yang kamu utarakan. Tapi saya menahan goresan kritil tajam disini. kamu seharusnya lebih peka kamu bilang kamu tau saya lebih dari siapun tapi bahkan untuk menjaga hati saya pun kamu tidak. Bayang-bayang kamu dan kita yang tak lenyap dari pikiran saya, tentang segala hal yang pernah terjadi. Saat ini saya hanya butuh ditenangkan entah oleh kamu atau siapapun tapi kenapa pikiran saya selalu meracau tentang kamu.
Kamu. Kamu. Kamu.
Betapa benci saya segalanya tentang kamu. Tentang kamu yang diam-diam saya cari tahu, tentang kamu yang selalu membuat saya takut, tentang kamu yang selalu membuat saya ingin lari, tentang kamu yang membuat saya merasa dijaga, tentang kamu yang membuat saya seperti memiliki peminpin dan semua tentang kamu yang membuat saya bodoh !!!
Kamu!!!


Kamu 

Awalnya kamu hadir sebagai sosok yang saya anggap biasa-biasa saja, namun saya suka cara kamu dan bahkan saya berpikir kita memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dan saya suka itu. Dan mungkin kamu hadir disaat yang tepat ketika saya harus melepaskan apa yang seharusnya saya lepaskan, namun ketahuilah tanpa saya inginkan  hati saya mulai tertuju pada kamu. Entahlah ini sedikit gila, namun saya memang seperti orang gila ketika mendapat pesan-pesan singkat yang kamu kirimkan meskipun tidak pernah lama untuk kita bertukar cerita mungkin sekitar setengah jam itu rekor terlama. dan sisanya pesan-pesan kamu memang singkat tapi kamu berhasil membuat saya terhipnotis dengan semua kata-kata kamu dan kebiasaanmu. Menggantungkan akhir membicaraan setiap kali kita bertukar pesan. Jujur saya sangat suka dengan sosok yang sedemian rupa, itu membuat saya penasaran dan seolah-olah ingin berjuang. Setidaknya kamu memang memberi saya harapan disana. Iya kamu memberi harapan atau mungkin saya yang lebih cepat berharap.  Kemudian apa yang saya dengar hari ini mungkin memang sedikit tidak masuk akal tapi ini membuat saya menarik napas agak panjang untuk memberikan ruang lenggang untuk dada saya yang tiba-tiba sesak. Ketahuilah seharusnya saat ini saya tersenyum bahagia karena hari ini tepat sehari sebelum usia saya bertambah. Bamun saya seperti dapat dua serangan sekaligus dan salah satunya karena kamu. Bahkan saat ini saya merasa sangat ragu untuk mempertahankan harapan saya, saya sudah memastika perasaan dan ternyata ini jawabannya saya berharap maka saya terluka bukan untuk pertama kalinya.

Rabu, 09 April 2014

RAHASIA(H)***

Menyimpanmu disini
dihatiku
Merindukanmu disini
dihati dan pikiranku
Mengucap namamu disini
ditempat terdalamku


Rabu, 26 Februari 2014

Surat Untuk Bayangan Semu

Hay, kamu apa kabar? sudah lama ya kita tidak pernah beradu dalam aksara, dan sore ketika aku menulis surat ini ditempatku turun hujan. Bagaimana ditempatmu? Disini wangi tanah basah yang menyeruak dibatang hidungku dan tiba-tiba aku ingat kamu. Semacam rindu...
Rindu yang tak pernah tersampaikan seperti rindu-rindu sebelumnya. Seperti pertemuan kita yang tak pernah ada dalam tatapan kedua pasang mata. Kamu bilang kamu mengenalku lebih dari aku mengenal diriku sendiri, kamu  bilang kamu suka dengan senyumanku, kamu bilang caraku berbicara membuat tawa dibibirmu, kamu bilang tatapanku sendu membuat candu, lalu kamu bilang kamu suka aku, namun kamu tak pernah bilang jika kamu ingin melihatku.
Aku bahagia ketika melihat setiap tulisanmu mampir di beranda blog pribadiku isinya hampir semua mirip tentang aku. Wajahku memerah tersipu dan jantungku seperti ingin meloncat keluar. Jika kamu ada disampingku ketika itu kamu akan tau betapa kekanak-kanakannya aku hanya dengan membaca tulisanmu. Kamu ingat terakhir kali kamu memposting sebuah tulisan yang dimana karena tulisan itu aku memberanikan diri untuk mengajakmu bertemu. Aku sekuat tenaga mebunuh perasaan maluku hingga aku bersedia menunggu kamu. Di sebuah taman samping sungai besar di tengah kota namun memandangan disana menabjukan katamu senja terlihat sempurna awan-awan yang mengelantung terlihat seperti gulali merah jingga, udara yang segar sehabis hujan pun rumput ilalang yang saling beradu ketika angin menerjang menambah ke indahan tempat itu. Namun hingga saat ini kamu tak pernah datang.
Dan hingga saat ini pula tulisan-tulisanmu itu tak pernah datang lagi. Mungkin seharusnya sejak awal pertemuan kita tak usah aku hiraukan dan juga tulisan-tulisanmu itu tak perlu aku pikirkan sebab apa yang aku baca adalah apa yang aku pikirkan lalu aku ketik dengan kedua jariku sendiri sebab aku sadar bahwa kamu memang tak pernah ada.