Kamis, 21 Maret 2013

Dinda (Part2)


Handphone ku terus saja berdering itu panggilan dari Rial namun tak juga aku jawab, jujur saat itu aku tidak bisa berpikir jernih, selama 6th ini Rial terlihat sempurna dimataku tanpa sedikit cacatpun dan sekarang aku mendapati sebuah pertanda bahwa dial tak sesetia yang aku pikir.  Dan ketika dia berusaha menemui aku, aku enggan untuk bertemu dengannya. Ini seperti bukan aku. Tapi feelingku mengatakan ada sesuatu yang dia sembunyikan padaku.
                                                                                                ***
Malam itu aku memutuskan untuk pergi ke rumah intan, karena Lisi sedang tidak ada dirumah dalam keadaan pikiran kacau seperti ini menyendiri bukan jalan yang baik. Aku mencoba menghubungi intan terlebih dahulu memastikan bahwa dia ada dirumah namun dia tidak menjawab panngilanku, bahkan bbm yang sedari tadipun belum dia baca, mungkin dia sedang tertidur karena dia memang seperti itu. Aku pun mulai menyusuri setiap jalan sendiri menuju kediaman sabahatku itu. Setibanya didepan rumah dia, pintu rumah nya tiba-tiba terbuka dan keluarlah intan dengan sosok seorang laki-laki yang sangat akrab aku kenal. Mereka keluar melewati pintu rumah itu sembari tertawa dan tidak sadar akan keberadaaku. RIAL ! ya laki-laki itu Rial.  Aku menatap mereka tajam diam tak percaya. Secara tiba-tiba hatiku seperti dihantam batu besar, lemas, sesak. Ya itu yang aku rasakan. Melihat Rial kekasihku yang keluar dari rumah sahabatku dengan tertawa riang padahal dia tau keadaan aku sedang seperti apa. Aku terus menatap mereka dengan tidak percaya. Sampai pada akhirnya mereka sadar akan keberadaanku disana. Intan kemudian mendekat, aku tau dia terkejut.
“Dinda, sejak kapan lo disini?”
Emosiku pun meledak.
Aku dengan seketika menampar intan, Rial pun mendekat tidak percaya.
Aku kehilangan kendali, aku marah, aku kecewa,  aku sakit hati Rial dengan Intan sahabatku. Apa yang Rial lakukan disini malam-malam begini? Tertawa bersama intan? Ini alasan intan tidak membalas pesan singkatku dan tidak menerima panggilanku???? Kenapa harus Rial dan Intan??????? Ada apa dengan ini semua??? Kenapa mereka harus terlihat berada berdua dalam kedaan yang sepeti ini????? Semua pertanyaan berkecamuk menjadi satu, aku marah dengan menangis tersedu-sedu. Aku pun melihat intan dengan tangisnya, tapi apa dia tau sesakit apa aku sekarang. Dan Rial, dia yang hanya menatapku. Tapi  kenapa harus intan????
                                                                                                ***
Pagi ini dikampus tanpa ada yang bertanya padaku dimana intan, karena seperti yang mereka tau dimana ada intan disitu ada dinda. Tapi pagi ini dikelas hanya ada aku tanpa intan. Sepanjang perkuliahan aku hanya melalun masih tidak percaya dengan kejadian-kejadian yang aku alami beberapa hari ini. Dan saat itu aku berpikir seandaikan malam itu aku dan Rial tidak datang ketempat itu, seandainya aku tidak bertemu dengan orang itu seandainya aku tidak datang kerumah intan seandainya seandainyaaa aaahhhhh pikiranku makin kacau, lamunan kacauku pun terhenti oleh suara Ari yang memberikan buku yang waktu itu aku titip. Lalu kemudia dia pergi. Aku menatap Ari dari belakang.
Tiba-tiba aku mendapati di handphone ku sebuah pesan dari Rial
Rial : aku mau kita ketemu sore ini, aku jelasin semuanya. Kamu ga bisa terus-terusan ngindar kaya gini. Kita ketemu di bukit itu jam5.
Aku hanya bisa menghela napas.
Kemudia handphone ku pun menunjukan signal keberadaan 1 pesan lagi
Intan : apa yang kamu lihat belum tentu yang sebenarnya !!!!
                                                                                                ***
Dalam  perasaan ragu aku menunggu Rial di tempat yang dia janjikan. Disini semua akan ditunjukan kebenarannya, kenyataan bahwa Rial telah curang, dan Intan telah betul-betul membuat aku kecewa. Bagiku ini adalah penghianatan besar-besaran. Kekasih dan sahabatku membuat lingkaran dalam lingkaranku sendiri. Jujur aku sulit menerima ini semua. Aku belum siap. Aku menghela napas panjang sebagai kode bahwa aku harus kuat aku bisa.
Terlihat dari kejauhan Rial sedikit   menghampiriku, ya saat melihat dia hati ini juga berdebar dengan kecangnya namun berbeda dengan ketika saat kita pertama memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan. Berdebarnya jantung ini sakit sekali. Dia menghampiriku dengan tersenyum. Dan aku hanya terus menatap dia. Aku menatap dia dengan mata yang terlihat sangat kecewa, ini pertama kalinya Rial membuat aku menangis. Kemudiaanf langkah Rial yang menghampiri aku diikuti seorang wanita yang aku sangat kenal, iya kenal sekali.
“Adinda” sahut Rial
Aku tetap diam
“Jika ada seseorang yang harus kamu caci maki, itu adalah aku, jika ada sesorang yang harus kamu tampar itu aku, jika ada seseorang yang melukai hati kamu itu juga aku dan jika ada seseorang yang harus kamu benci itu adalah aku. Aku minta maaf, aku curang”
Sedikit demi sedikit air mataku pun turun juga padahal aku sudah berusaha susah payah untuk menahannya. Bukan ini yang ingin aku dengar, bukan mengakuan ini. Aku ingin kamu bilang tidak , ini salah paham Dinda. Aku ingin kamu ucapkan itu. Aku diam tak bertanya, aku takut kamu menjelaskan karena aku takut itu benar. Aku takut kamu yang bagiku sempurna malah menjadi orang yang benar-benar membuat aku kecewa dan menjadi orang yang aku benci. Aku takut kehilangan kamu Rial . aku mencintai kamu, tapi kenapa harus begini, dan kenapa kamu menggenggam tangan wanita yang ada disampingmu itu . Ucapku dalam hati sambil terus menatap Rial dengan air mata yang ikut mengalir. Ini lebih sesak, ini lebih sulit dipercaya, aku betul-betul ingin menjerit sekuatnya mengeluarkan rasa sakit ini. Apakah harus sesakit ini?? Kenapa kenapa harus begini??? Ada apa ini????
“Adinda, bukan intan. Tapi Lisi . wanita itu Lisi”
Ini pernyataan yang betul-betul tidak aku bayangkan sebelumnya. Wanita itu Lisi. Lisi sepupuku yang sudah seperti adik kandungku. Lisi yang tinggal bersama ku. Seperti tiba-tiba tersambar petir aku dapatin seorang wanita disamping Rial digenggam erat dan itu Lisi. Bukan intan. Lisi orang yang tidak aku duga sama sekali .
                                                                                    ***

Hembusan angin itu membawaku kembali kealam sadarku. Masih ku genggam kebaya itu.  Masih tetap menatap langit. Tiba-tiba suara pintu kamarku terbuka, itu Intan yang pernah menjadi sasaran salahku yang sedang dipenuhi emosi dulu.
“ Selamat yaaaaaa” tutur Intan sambil memelukku
“Terimakasih ibu Intan Putri Pribowo”
“Kebayanya bagus, pasti lo keliatan cantik deh besok”
Kebaya itu akan aku kenakan besok. Dihari pernikahan tapi bukan pernikahanku melaikan pernikahan sepupuku Lisi dengan dia cinta pertama dan pacar pertamaku Rial.  3 tahun sudah sejak kejadian itu mereka memutuskan untuk menikah. Siapa yang sangka secepat itu. Bahkan aku melupaka itu semua tidak mudah. Tapi aku yakin ini yang terbaik untuk kita semua.
Lalu bagaimana dengan aku???

Dinda dinda dinda dinda dinda
Terkadang aku membisu dalam setiap cakap yang keluar dari bibir mungilmu
Aliran darahku bergejolak ketika aku menatap lekat senyumanmu
Bahkan terkadang ada cemburu yang membara ketika melihat kamu dengan dia
Kau inpirasi bagiku
Namun
Aku hanya pengagum dekatmu yang terlihat jauh….

Itu adalah sebait puisi yang aku temukan dalam buku yang pernah aku titipkan pada Ari. Ya ! saat ini aku sedang menjalin hubungan yang cukup serius dengan Ari. Seseorang yang dianggap kaku bahkan bisa menjadi seseorang yang mengagumiku teramat sangat. Ternyata Ari berbeda dari yang selama ini orang kenal, dia adalah pribadi yang sangat menyenangkan. Maka, mungkin dari ini lah aku harus belajar untuk lebih mengenal karakter seseorang. Alasan Rial curang padaku dulu juga katanya aku yang tidak bisa memberi waktu luang lebih banyak, karena aku lebih focus mengejar targert belajarku, sedangkan Lisi dan Rial ternyata memiliki beberapa kesamaan mungkin dari sana mereka merasa saling nyaman dan bisa saling mengisi satu sama lain. Seperti saat ini aku dengan Ari yang sama-sama sedang mengejar target kita. Ari saat ini sedang melanjutkan S2 nya di Jerman dia dapat beasiswa. Dan dari kabar yang baru aku dengar dia akan Slangsung ditarik oleh sebuah perusahaan terkemuka disana. 1 bulan dari pernikahan Lisi dan Rial besok aku dan Ari akan melangsungkan pertunangan terlebih dahulu. Dan disini aku belajar untuk lebih peka terhadap orang-orang disekitarku. Hidup siapa yang tau.
                                                                      ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar